JAKARTA:
Kementerian Koperasi dan UKM segera bersinergi dengan Kementerian
Koordinator Perekonomian dan Perum Bulog untuk mengoptimalkan peranan
koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah meningkatkan produksi beras
nasional. Braman Setyo, Deputi Bidang produksi Kementerian Koperasi dan UKM,
mengatakan kerja sama dengan Kantor Kementerian Koordinator
Perekonomian dalam upaya menjadikan koperasi menjadi distributor utama
pupuk kepada petani.
”Distribusi
yang dimaksud melalui Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) di seluruh
Indonesia. Sedangkan Bulog akan menampung produksi gabah dan beras
petani dengan harga normal. Tidak di bawah harga,” ujarnya kepada
Bisnis, Minggu, 25 Maret 2012.
Distribusi
pupuk oleh Puskud menjadi penting karena padi merupakan kebutuhan utama
petani untuk memproduksi beras. Kementerian Koperasi dan UKM
berkepentingan pada program ini karena tengah mengembangkan demplot
sisitem budidaya beras di Provinsi Lampung.
Kegiatan ini
hasil kerja sama petani sebagai pemilik lahan dengan Politeknik
Universitas Negeri Lampung dan PT Vitafarm Indonesia. Demplot yang
difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM tersebut dimulai sejak
September 2010.
Melalui program
tersebut, diperkenalkan teknologi pertanian yang berorientasi pada
peningkatan produksi padi sawah. Dengan demikian bisa meningkatkan
kesejahteraan petani melalui kesuburan lahan sawah secara berkelanjutan.
”Pemerintah
sedang mencanangkan swasembada pangan sekitar 10 juta ton pada 2014.
Demplot sudah terbukti menghasilkan produksi beras sebanyak 8,5 ton per
hektar pada 2010 dan meningkat pada 2011 menjadi sebanyak 11,7 ton per
hektar,” ungkap Braman Setyo.
Oleh karena itu
program demplot tersebut diharapkan bisa membantu pemerintah untuk
mendukung program ketahanan pangan. Pekan lalu dilaksanakan panen
bersama di Desa Karang Anyar, Pasewaran, Lampung.